Satu Danau Tiga Warna

Tomohon, kota yang dijuluki “kota seribu bunga” ini mempunyai banyak tempat wisata untuk di kunjungi karena keindahan alam yang begitu alami salah satunya adalah Danau Linow, Danau yang memiliki tiga warna yang berbeda.



Selain Danau Tondano yang terkenal di Sulawesi Utara, Danau Linow ini juga cukup terkenal disini tentu karena keunikan yang danau ini miliki. Danau yang luasnya sekitar 43 hektar ini merupakan salah satu buruan para wisatawan lokal. Selain warna warni danau yang indah disekitar danau ini memiliki pemandangan-pemandangan yang cantik.

Lalu kenapa danau ini memiliki tiga warna unik berbeda-beda? Itu dikarenakan pulau ini terbagi menjadi dua sisi. Satu sisi danau ini mengandung kadar belerang yang sangat tinggi dan terhubung langsung dengan sumber air yang mengalir ke danau, sementara di sisi lain danau ini tidak. Itulah yang membuat danau ini terlihat berubah-ubah warnanya ditambah lagi dengan bantuan pencahayaan sinar matahari.

Kedalaman danau Linow ini bisa mencapai 5 meter bisa terlihat jelas dari atas bukit yang berada di bibir danau. Akan terasa sangat menyenangkan bila anda berkunjung ke danau linow pada pagi atau sore hari di waktu-waktu tersebut cuaca terasa sejuk karena sinar matahari berkurang.

Kafe yang terletak di sisi bukit yang mengitari danau ini memanjakan anda para pengunjung, dengan ngopi dan mencicipi pisang goreng di cuaca yang sejuk ini membuat anda merasa sungguh nyaman melihat pemandangan danau linow dan sekitarnya.

Disini juga anda daapat menikmati sarana wisata berupa perahu kayu yang dapat di sewa dengan harga tertentu. Dan juga anda dapat mengambil foto di bibir danau dengan melewati jalan yang terbuat dari kayu dan bambu yang dibuat seperti dermaga.

Ada nilai tambahnya jika anda para wisatawan datang berkunjung disini pada pagi hari karena bisa mendengar suara kicauan-kicauan burung yang merdu  serta embun-embun pagi yang membuat udara paginya terasa segar mungkin akan menambah suasana hati anda makin nyaman berada lama-lama disini.

Kolam Luas, Danau Terluas di Sulut

Pasti anda yang sudah biasa datang berwisata ke Manado sudah tahu kalau danau terluas di Sulawesi Utara adalah Danau Tondano. Danau yang luasnya mencapai sekitar 4.278 hektar ini diapit oleh pegunungan Lembean, Gunung Kaweng, Bukit Tampusu dan Gunung Masarang.



Danau vulkanik yang dihasilkan dari letusan gunung purba seperti danau Toba yang berada di Sumatra Utara ini merupakan penghasil ikan air tawar seperti ikan mujair, kabos, payangka ( udang kecil ), nike, sepat siang (arwana), tawes, pongkor, bontayan, lobster hitam dan gurame kupu-kupu ini dilingkari dengan jalan provinsi yang menghubungkan kota Tondano, kecamatan tondano timur, kecamatan eris, kecamatan kakas, kecamatan romboken dan kecamatan tondano selatan.
Di danau ini terdapat dua pulau kecil yaitu pulau yang bernama likri dan papalembet depat toulumembet.

Sumaru endo (romboken), resort wisata bukit pinus (tondano arah toliang oki) merupakan obyek wisata yang berada di danau tondano ini. dan jika anda para wisatawan ingin melihat nelayan yang beraktifitas di danau ini anda bisa menyewa perahu motor yang dapat menampung 10 orang penumpang untuk melihat nelayan yang menangkap ikan menggunakan keramba sekalian anda juga bisa berkeliling danau untuk melihat pemandangan sekitar.


Setelah anda puas berkeliling anda bisa menikmati kuliner disekitar danau tondano, ada banyak kuliner yang wajib anda cicipi disini dan jangan lupa untuk mencicipi olahan ikan betutu yang merupakan ciri khas ikan di danau ini dan masih banyak berbagai olahan ikan air tawar yang bisa anda nikmati di deretan sekitar tempat wisata danau tondano ini.
Setelah berkeliling melihat keindahan danau tondano anda juga bisa ke boulevard tondano untuk anda yang gemar berwisata kuliner, disana ada banyak deretan-deretan warung makan yang menyajikan berbagai makanan enak, salah satunya anda harus mencicipi kolombi, jagung bakar dan masih banyak lagi.
Keindahan menikmati alam dan pesona danau tondano dan sekitarnya dipastikan tidak akan terlupakan bagi siapa saja yang datang berkunjung / berlibur disini.

Keliling Dalam Air

Bunaken berada di Teluk Manado di utara pulau Sulawesi. Kawasan ini meliputi padang rumput laut, terumbu karang dan ekosistem pantai. 97% merupakan habitat laut, sementara 3% sisanya adalah daratan yang meliputi lima pulau diantaranya Bunaken, Manado Tua, Mantehage, Naen dan Siladen.

Taman laut Bunaken didirikan pada tahun 1991 dan wilayah ini terus dikembangkan untuk kawasan wisata. Jumlah pengunjung di Taman Nasional Bunaken mencapai 32.000 hingga 39.000 jiwa, 8-10.000 diantaranya, merupakan turis asing.

Pada tahun 2005, Pemerintah Indonesia mendaftarkan taman nasional tersebut kepada UNESCO, untuk dimasukan kedalam Situs Warisan Dunia. Taman Nasional Bunaken memiliki ekosistem terumbu karang yang sangat kaya. Disini terdapat sekitar 390 spesies terumbu karang di wilayah ini. Bahkan, Bunaken merupakan salah satu ekosistem yang memiliki keanekaragaman kekayaan laut yang terbanyak di dunia.

Untuk bisa menjangkau Taman Laut Bunaken, bisa ditempuh dengan menggunakan perahu cepat atau juga dengan menggunakan kapal sewaan. Lama perjalanan dari pelabuhan kota Manado sekitar 30 menit. Kelebihan dari Taman Laut Bunaken ini adalah pada taman laut ini memiliki biodiversitas kelautan  yang paling tinggi di dunia.

Bagi Anda yang ingin menikmati keindahannya, Taman Laut Bunaken menyediakan 29 titik selam (dive spot) dengan kedalaman hingga 1.344 m. Dari 20 titik selam, 12 titik selam di antaranya berada di sekitar pulau Bunaken. Dua belas titik penyelaman inilah yang paling kerap dikunjungi penyelam dan pecinta keindahan pemandangan dibawah laut. Sebagian besar dari 12 titik penyelaman di Objek Wisata Taman Laut Bunaken berjajar dari bagian tenggara hingga bagian barat laut pulau tersebut. Di kawasan tersebut terdapat sebuah fenomena alam, yaitu air terjun bawah laut yang sering disebut dengan hanging walls. Bentuk dari air terjun raksasa ini berupa dinding karang raksasa yang berdiri secara vertikal dan melengkung ke bagian atas.  Dinding Karang ini juga menjadi sumber makanan bagi ikan-ikan di perairan sekitar Pulau Bunaken. 

Meski memiliki area yang cukup luas, tidak semua kawasan boleh dijadikan area penyelamanan. Hal ini dimaksudkan untuk menjaga kelestarian dari Taman Laut Bunaken tersebut. Lokasi yang boleh dijadikan kawasan menyelam dibatasi pada masing-masing pantai yang mengelilingi kelima pulau tersebut saja. Di luar kawasan itu, sudah masuk arena terlarang untuk melakukan kegiatan penyelaman.

Dari sisi iklim, Taman Laut Bunaken merupakan kawasan dengan iklim tropis. Curah hujan di kawasan ini berkisar antara 2000 hingga 3000 mm per tahun. Suhu di kawasan ini cukup sedang, berkisar antara 26-31 derajat celcius. Waktu yang terbaik untuk berkunjung ke Taman Laut Bunaken ini adalah pada bulan Mei sampai dengan Agustus. Sebab, pada saat itu cuaca dalam kondisi yang cukup cerah dan laut pun bersahabat. Sehingga bisa mendukung semua kegiatan penyelamana yang ada di taman laut Bunaken tersebut.

Keindahan taman nasional Laut Bunaken sendiri sudah diakui oleh dunia. keanekaragaman hayati di kawasan tersebut, paling besar jumlahnya dari semua laut yang ada di dunia. Hampir semua organisme akuatik yang langka, misanya ikan duyung, dugong-dugong, lumba-luma dan beraneka jenis ikan hias ada di kawasan tersebut. Di laut Bunaken, kita bisa menjumpai beberapa ikan yang sulit didapatkan di lokasi lain. Misalnya Hippocampus, kima raksasa, penyu sisik atau juga penyu hijau yang sudah sangat langka.

Beberapa jenis terumbu karang, juga hidup dengan alami di kawasan Taman Laut Bunaken. Beberapa jenis terumbu karang yang hidup di kawasan ini antara lain berjenis Pocilipora sp, Seriaattipora sp, Pachyseris sp, Porites sp, Fungia sp. Juga terdapat terumbu karang yang berasal dari jenis Herpolitha sp, Holomitra sp, Galaxea sp, Pectinia sp, Lobophyllia sp, Echinopora sp serta jenis Tubastre sp.

Mengunjungi Manado tidak lengkap jika tidak pergi ke Bunaken Taman Laut , dan belum kebunaken jika tidak merasakan indahnya wisata taman laut itu sendiri.






Upacara Bendera Sekalipun Daalam Air

Pantai Malalayang menjadi saksi bisu pecarahkan 2 rekor dunia yaitu penyelaman masal dan Upacara dalam air dengan peserta terbanyak yang pernah ada. Guinnes Worlds of Record mencatat dalam situs resminya Guinnes World of Records dimana Manado menjadi saksi sejarah terukirnya dua rekor selam sekaligus.

Pertama "The Largest Scuba Diving Lesson" pada tanggal 16 agustus 2009 melibatkan sebanyak 2.861 peselam diantanya para penyelam lokal, 35 orang VIP dan 51 penyelam partisipan dari mancanegara turut andil dalam bagian menyelam dalam air laut pantai malalayangmereka mulai pukul 10.00 wita dan mereka duduk di dasar laut selama 31 menit memecahkan rekor sebelumnya di Maladewa tahun 2006 yang melibatkan 979 penyelam. 

Persiapan Peserta Selam 17 Agt 2009
Kedua "The Most People Scuba Diving Simultaneosly National Day Ceremony", dalam rangka memperingati detik-detik Proklamasi HUT RI ke-64 diikuti sebanyak 2827 orang penyelam yang terdiri dari 2700 penyelam lokal, 31 penyelam VIP dan 76 orang penyelam partisipan dari manca negara. Peserta yang ikut adalah marinir dari Australia, Inggris, Filipina, juga diikuti mahasiswa dan seluruh club selam di nusantara serta angkatan laut, darat, udara, dan bahkan dari kepolisian RI. Pemecahan rekor ini disaksikan langsung oleh wakil Guinness Book of Record dari London, Inggris. Juga ikut disaksikan oleh mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi. Lucia Sinogagliesi dari Guinness Book of Record mengatakan bahwa rekor yang ditorehkan di pantai Malalayang sangat luar biasa. “Saya sangat senang karena pantai Malalayang ini indah dan banyak orang ikut memecahkan rekor dunia ini. Rekor ini belum bisa dipecahkan dalam waktu 10 tahun ke depan,” ujarnya. Oleh karena itu, ketika di Indonesia muncul gagasan pemecahan rekor dunia selam massal dengan target 1.500 peselam banyak yang beranggapan bahwa ini hanya mimpi dan ide gila. Karena memang bukan hal biasa. Ini berarti panitia harus menemukan sebuah lokasi di bawah laut yang aman dan luas untuk menampung ribuan penyelam, juga harus mampu menjamin keselamatan para peselam alias zero accident. Sedikit saja kesalahan dalam menentukan lokasi penyelaman atau kecerobohan dalam pelaksanaan, resikonya adalah jiwa para peselam. 

Itulah mengapa sebabnya Pantai Malalayang dipilih menjadi lokasi pemecahan dua rekor dunia, karena keindahan dan pesona baharinya yang membuat wisatawan baik manca negara maupun lokal tidak pernah bosan untuk datang ke lokasi pantai ini. Pantai Malalayang merupakan sebuah pantai yang terletak di ujung selatan Kota Manado, Sulawesi Utara. Pantai ini merupakan pantai yang paling dekat dengan pusat kota Manado sekitar 4 kilometer saja, yang bisa ditempuh dalam waktu 10 menit saja. Untuk menuju ke pantai ini bisa menggunakan mobil pribadi atau kendaraan umum. Karena letaknya yang sangat dekat dengan pusat kota, sehingga membuat pantai ini selalu ramai dikunjungi oleh warga Manado dan sekitarnya bersama anggota keluarga. Selain itu untuk berlibur ke pantai ini tidak membutuhkan biaya yang besar dan pemandangan bawah lautnya juga indah.



Pantai yang dapat dicapai dengan berjalan kaki selama 5 menit dari terminal luar kota Malalayang ini merupakan tempat berekreasi masyarakat Manado di hari Minggu atau hari-hari libur. Dari pantai dapat terlihat pemandangan kota Manado, khususnya lokasi bisnis Boulevard terlihat jelas. Sambil mengagumi jernihnya air laut dengan berenang di pantai, pengunjung juga bisa menikmati panorama matahari terbenam sembari mencicipi berbagai penganan daerah yang dijual di sekitar lokasi wisata, seperti pisang goreng, milu rebus, dabu-dabu roa, nasi kuning dan nasi campur. Pantai Malalayang merupakan lokasi wisata pantai yang lengkap. Selain itu, Pantai Malalayang yang berbatasan dengan Pantai Kalasey ini, termasuk lokasi wisata yang mudah dijangkau. Dengan menumpangi mobil angkutan kota, mikrolet, lokasi ini dapat dicapai karena berada pada jalur angkutan umum dalam dan luar kota. Dari dalam kendaraan saja, keindahan pantai dan panorama alam terlihat jelas. Masyarakat dapat masuk lokasi tanpa membayar retribusi. Karenanya, pantai ini selalu ramai dikunjungi warga kota Manado dan kota sekitarnya.

Serasa Berada di Brazil

Monumen Yesus Memberkati adalah sebuah gagasan ide dari Ir. Ciputra, seorang pengusaha kawakan di bidang propoerti di Indonesia. Monumen yang menghabiskan biaya sekitar Rp.5 miliar ini memiliki ketinggian 50 meter dari permukaan tanah dengan 20 meter tinggi penopangnya dan memiliki kemiringan 20 derajat. 
Rio de Jeneiro nya Manado

Yesus Memberkati adalah sebuah menumen Yesus Kristus yang terletak di kota Manado Indonesia. Terbuat dari 25 ton besi fiber dan 35 ton besi baja, terletak pada bukit tertinggi di daerah perumahan Citraland Manado. 

Kemiripan pun di kaitkan dengan Rio de Jeneiro di Brasil, yang merupakan salah satu patung tertinggi di dunia. Kini Monumen Yesus Memberkati menjadi salah satu tempat wisata religi terlebih bagi umat Nasrani, memanjatkan doa dengan pemandangan kota dan Pantai Manado nan indah tentu akan memberikan kekhidmatan yang eksotik. Walaupun tidak sedikit juga yang datang untuk menikmati pemandangan Manado dari monumen ini. 

Patung ini menghadap langsung ke Kota Manado dan Pantai Manado. Monumen Yesus Memberkati ini juga merupakan simbol kerukunan antar umat beragama yang dikenal sangat dijaga oleh masyarakat Sulawesi Utara. Uniknya, monumen Yesus dalam patung ini digambarkan dalam posisi 'terbang' dan condong ke depan. Dengan kata lain, monumen ini berarti satu-satunya patung Yesus yang dibangun dengan kemiringan. Bagi pelancong dari luar kota, berfoto dengan latar belakang monumen ini bisa menjadi bukti kehadiran Anda di Kota Manado

Kunjungi Pulau Nan Eksotis

Pulau Siladen adalah satu dari lima pulau di kawasan Taman Nasional Bunaken di Manado, Sulawesi Utara. Pulau ini juga memiliki taman laut dengan ikan dan karang yang warna-warni serta sebuah gua yang indah. Pulau ini berada disebelah timur laut pulau bunaken dan mempunyai luas 31,25 ha. Dikelilingi pantai pasir putih dan lautnya terdapat terumbu karang dengan biota laut yang beraneka bentuk dan warna sehingga membentuk suatu taaman laut yang cukup indah. Anda bisa menikamati keindahan laut di pulau ini sambil berkeliling, naik perahu berkaca (katamaran), melakukan snorkling, diving (menyelam), dan photografi underwater (foto bawah laut) dan tentunya berjemur di pantai dengan hamparan pasir putih. 


Menurut sejarah nama Siladen ini mempunyai arti ‘Kandas’, dan ceritanya pada zaman dahulu ada sebuah kapal yang dipergunakan orang Sangier yang sedang mengadakan perjalanan, mengalami kecelakaan dan kandas di pulau tersebut. Sehingga pulau tersebut sampai sekarang bernama Siladen.

Hamparan pantai perpasir putih sangat mendominasi pulau kecil ini sehingga menjadi salah satu daya terik wisatawan untuk datang berkunjung ke pulau ini. Tempat ini tidak hanya merupakan tempat diving yang bagus bagi penyelam perpengalaman, tetapi juga merupakan tempat snorkeling yang nyaman untuk siapa saja. Karena pulau ini mempunyai hamparan pasir putih yang bersih, sedangkan kondisi dalam airnya tidak terlalu banyak terumbu karang dan didominasi dengan pasir, sehingga sangat cocok untuk berenang.

Disini banyak sekali berdiri resort-resort mewah yang terjaga rapi, sehingga jika di Bunaken yang terkenal dengan keindahan dalam lautnya, sedangkan kalau di pulau Siladen lebih menonjolkan keindahan hamparan pantainya, dan para wisatawan lebih suka untuk berjemur di pantai ini.

Pulau ini juga dikenal sebagai salah satu pulau yang tenang dengan kicauan burung camar turut melengkapi suasana alamiah yang sulit ditemukan di tempat lain. Sangat cocok untuk mereka yang merasa butuh mengasingkan sejenak dari kepenatan dan hiruk-pikuk peradaban kota, tempat ini menawarkan kesempatan yang menyenangkan untuk istirahat dan berjemur menikmati taburan sinar matahari yang menyehatkan.



Anda menjadikan pulau ini sebagai salah satu destinasi atau tempat tujuan lokasi wisata di Manado Sulawesi Utara.

Wisata Kematian, Ingat Mati, Kuburan di Minahasa

Waruga atau kuburan tua, adalah peti kubur peninggalan zaman megalithic orang Minahasa - Daerah Sulawesi Utara (Sulut) yang berkembang pada awal abad ke-13 SM. Tetapi kemunculannya di tafsir pada sekitar abad ke-16 pertengahan. Waruga pertama muncul di daerah bukit Kelewer, Treman dan Tumaluntung Kabupaten Minahasa Utara (Minut) dan terus berkembang diberbagai daerah di Sulawesi Utara sampai pada awal abad 20 Masehi.

Menurut catatan sejarah, waruga berasal dari bahasa Tombulu, yakni dari kata Wale Maruga yang berarti rumah dari badan yang akan kering. Sedangkan dalam arti lainnya, yakni Wale Waru atau Kubur dari Domato (jenis tanah lilin).

Waruga berfungsi sebagai wadah penguburan mayat atau orang yang sudah meninggal. Pada zaman pra-sejarah masyarakat Minahasa percaya bahwa roh leluhur memiliki kekuatan magis, sehingga wadah kubur mereka harus dibuat sebaik dan seindah mungkin.

Hal yang paling menarik adalah waruga itu dibuat sendiri oleh orang yang akan meninggal. Ketika orang itu akan meninggal maka dia dengan sendirinya akan memasuki waruga yang dibuatnya itu setelah diberi bekal kubur yang selengkapanya. Kelak bila itu dilakukan dengan sepenuhnya akan mendatangkan kebaikan bagi masyarakat yang di tinggalkan.

Kompleks waruga sekarang ini sering juga disebut orang sebagi Minawanua, Makawale atau bekas kampung. Sesuai dengan kepercayaan masyarakat pra-sejarah, situs-situs itu kebanyakan berada di daerah ketinggian. Situs waruga di Minahasa khususnya di Kabupaten Minahasa Utara, antara lain terdapat di Desa Treman (368 waruga), di Desa Sawangan (144 waruga), Desa Airmadidi Bawah (80an waruga) dan juga disekitar Desa Kaima, Desa Kauditan, Desa Tumaluntung, Desa Matungkas, Desa Laikit, Desa Likupang, Desa Kawangkoan Kuwil, Desa Sukur, Desa Suwaan, dan ada juga ditempat lain di Kabupaten Minahasa. Saat ini Taman Purbakala Waruga ini menjadi sebuah objek wisata yang menarik yang ada di sekitar kota Manado.

Bentang alam Kabupaten Minahasa Utara ini merupakan lembah alluviasi batuan dasar tufa. Lembah alluviasi itu terbentuk oleh material hasil pengikisan lereng gunung Klabat. Gunung berapi inilah yang menyediakan bahan batuan untuk membuat waruga.



Didalam waruga (peti kubur batu) ini akan ditemukan berbagai macam jenis benda, antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manusia, periuk tanah liat, benda-benda logam, pedang, tombak, manik-manik, gelang perunggu, piring, dan lain-lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa individu atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs) atau kubur komunal.

Bukit, Wisata, dan Ummat Beragama

Manado merupakan kota paling aman di Seluruh Indonesia. Ini dikarenakan orang - orang Sulawesi Utara sangat menghargai dan menghormati orang yang 'berbeda' baik itu agama maupun suku dan ras. Salah satu bukti nyata untuk menghargai tenggang rasa antar umat beragama di Manado maka didirikannya Bukit Kasih Kanonang.

Bukit Kasih ini terdapat di desa Kanonang Kawangkoan Kabupaten Minahasa. untuk menuju kesana harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari kota Manado atau sekitar 50 km arah selatan Manado menuju ke highland. informasi tambahan bahwa Bukit Kasih Kanonang didirikan pada tahun 2002 diatas tanah sebesar 4 hektar.

Bukit Kasih Kanonang merupakan sebuah tempat wisata rohani yang menawarkan kenikmatan dalam bertenggang rasa dimana di puncak Bukit Kasih terdapat berbagai macam tempat ibadah dari 5 agama yang diakui di Indonesia.

Sepanjang perjalanan menuju tempat ini anda akan dimanjakan oleh pemandangan alam yang sangat indah seperti teluk Manado, melintas di kota bunga Tomohon, kemudian untuk ke bukit kasih ini anda harus melewati hutan pinus dan pemandian air panas Lahendong, Taman Wisata Toar Lumimuut Sonder dan Gua Jepang di Kiawa, Kawangkoan. 

Konon, dulunya tempat wisata ini dinamakan Bukit kasih karena dua alasan. Di bukit ini pernah ada sebuah legenda tentang cinta terlarang sepasang Ibu dan Anak yang kemudian menikah. Tak heran jika di tempat ini terdapat salah satu sisi bukit menampakkan rupa wajah Toar (sang anak) dan Limumuut (sang Ibu) yang diyakini masyarakat setempat sebagai nenek moyang mereka.



Selain itu, alasan kedua adalah bukit ini menjadi simbol cinta kasih dan perdamaian antar umat beragama dengan dibangunnya para tempat ibadah kelima agama tersebut. Kelima tempat ibadah itu dibangun berdampingan. Untuk mencapainya anda harus menapaki sekitar 2435 anak tangga yang berkelok-kelok. Di kanan dan kiri anak tangga terdapat simbol-simbol salib pemberhentian Tuhan Yesus menjelang penyalibannya. Bukit kasih ini dibangun sekitar tahun 1999 di sebuah akwasan bukit tropis berdinding terjal nan berkabut. Uniknya lagi bukit inidibangun tepat diatas sumber air panas dari Gunung Soputan. Tak heran jika anda nantinya akan mencium banyak bau belerang dan melihat asap putih yang keluar dari celah dinding batu. Di kawasan ini pula terdapat kolam pemandian air panas yang dalamnya mencapai 100 meter lebih. Di kolam ini anda tidak bisa menceburkand iri begitu saja karena suhu nya sangat panas. Untuk merebus telur saja hanya dibutuhkan waktu 10 menit. Kebayang seperti apa panasnya?

Kawanua Life-Style

Musik tradisional dari Kota Manado dan sekitarnya dikenal dengan nama musik Kolintang. Alat musik Kolintang dibuat dari sejumlah kayu yang berbeda-beda panjangnya sehingga menghasilkan nada-nada yang berbeda. Biasanya untuk memainkan sebuah lagu dibutuhkan sejumlah alat musik kolintang untuk menghasilkan kombinasi suara yang bagus.

Secara umum kehidupan di Kota Manado sama dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Pusat kota terdapat di Jalan Sam Ratulangi yang banyak dibangun pusat-pusat pembelanjaan yang terletak di sepanjang jalur utara-selatan yang juga dikenal dengan tempat yang memiliki restoran-restoran terkenal di Manado. Akhir-akhir ini Manado terkenal dengan makin menjamurnya mal-mal dan restoran-restoran yang dibangun di sepanjang pantai yang memanfaatkan pemandangannya yang indah di saat menjelangnya matahari terbenam.

Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua" diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Sementara dalam bahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa.

Sekelumit Masa Lalu Manado

Secara Goegrafi posisi dari Kota Manado terletak di ujung jazirah utara pulau Sulawesi, pada posisi geografis 124°40' - 124°50' BT dan 1°30' - 1°40' LU. Iklim di kota ini adalah iklim tropis dengan suhu rata-rata 24° - 27° C, degan luas wilayah daratan adalah 15.726 hektar. Manado juga merupakan kota pantai yang memiliki garis pantai sepanjang 18,7 kilometer. Kota ini juga dikelilingi oleh perbukitan dan barisan pegunungan. Wilayah daratannya didominasi oleh kawasan berbukit dengan sebagian dataran rendah di daerah pantai. Wilayah perairan Kota Manado meliputi pulau Bunaken, pulau Siladen dan pulau Manado Tua. 

Past in colour (Pusat Kota Manado 1930)
atau sekarang
Taman Kesatuan Bangsa (TKB) Manado
Berikut beberapa foto/gambar Kota Manado Tempo Dulu :

Berdasarkan sejarah, Asal mula Kota Manado menurut legenda dulu berasal dari “Wanua Wenang” sebutan penduduk asli Minahasa . Wanua Wenang telah ada sekitar abad XIII dan didirikan oleh Ruru Ares yang bergelar Dotulolong Lasut yang saat itu menjabat sebagai Kepala Walak Ares, dikenal sebagai Tokoh pendiri Wanua Wenang yang menetap bersama keturunannya.

Versi lain mengatakan bahwa Kota Manado merupakan pengembangan dari sebuah negeri yang bernama Pogidon. Kota Manado diperkirakan telah dikenal sejak abad ke-16. Menurut sejarah, pada abad itu jugalah Kota Manado telah didatangi oleh orang-orang dari luar negeri. Nama "Manado" daratan mulai digunakan pada tahun 1623 menggantikan nama "Pogidon" atau "Wenang". Kata Manado sendiri merupakan nama pulau disebelah pulau Bunaken, kata ini berasal dari bahasa daerah Minahasa yaitu Mana rou atau Mana dou yang dalam bahasa Indonesia berarti "di jauh". Pada tahun itu juga, tanah Minahasa-Manado mulai dikenal dan populer di antara orang-orang Eropa dengan hasil buminya. Hal tersebut tercatat dalam dokumen-dokumen sejarah.

Hari jadi Kota Manado yang ditetapkan pada tanggal 14 Juli 1623, merupakan momentum yang mengemas tiga peristiwa bersejarah sekaligus yaitu tanggal 14 yang diambil dari peristiwa heroik yaitu peristiwa Merah Putih 14 Februari 1946, dimana putra daerah ini bangkit dan menentang penjajahan Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, kemudian bulan Juli yang diambil dari unsur yuridis yaitu bulan Juli 1919, yaitu munculnya Besluit Gubernur Jenderal tentang penetapan Gewest Manado sebagai Staatgemeente dikeluarkan dan tahun 1623 yang diambil dari unsur historis yaitu tahun dimana Kota Manado dikenal dan digunakan dalam surat-surat resmi. Berdasarkan ketiga peristiwa penting tersebut, maka tanggal 14 Juli 1989, Kota Manado merayakan HUT-nya yang ke-367. Sejak saat itu hingga sekarang tanggal tersebut terus dirayakan oleh masyarakat dan pemerintah Kota Manado sebagai hari jadi Kota Manado.

Gedung Koppa di Manado (1930)
atau sekarang
Lokasi gedung Bank BNI 46, depan TKB
Keberadaan kota Manado dimulai dari adanya besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda tanggal 1 Juli 1919. Dengan besluit itu, Gewest Manado ditetapkan sebagai Staatsgemeente yang kemudian dilengkapi dengan alat-alatnya antara lain Dewan gemeente atau Gemeente Raad yang dikepalai oleh seorang Walikota (Burgemeester). Pada tahun 1951, Gemeente Manado menjadi Daerah Bagian Kota Manado dari Minahasa sesuai Surat Keputusan Gubernur Sulawesi tanggal 3 Mei 1951 Nomor 223. Tanggal 17 April 1951, terbentuklah Dewan Perwakilan Periode 1951-1953 berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Nomor 14. Pada 1953 Daerah Bagian Kota Manado berubah statusnya menjadi Daerah Kota Manado sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 42/1953 juncto Peraturan Pemerintah Nomor 15/1954. Tahun 1957, Manado menjadi Kotapraja sesuai Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1957. Tahun 1959, Kotapraja Manado ditetapkan sebagai Daerah Tingkat II sesuai Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959. Tahun 1965, Kotapraja Manado berubah status menjadi Kotamadya Manado yang dipimpin oleh Walikotamadya Manado KDH Tingkat II Manado sesuai Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 yang disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974.

Saat ini mayoritas penduduk kota Manado berasal dari suku Minahasa, karena wilayah Manado merupakan berada di tanah/daerah Minahasa. Penduduk asli Manado adalah sub suku Tombulu dilihat dari beberapa nama kelurahan di Manado yang berasal dari bahasa Tombulu, misalnya: Wenang (Pohon Wenang/Mahawenang - bahan pembuat kolintang), Tumumpa (turun), Mahakeret (Berteriak), Tikala Ares (Walak Ares Tombulu, dimana kata 'ares' berarti dihukum), Ranotana (Air Tanah), Winangun (Dibangun), Wawonasa (wawoinasa - di atas yang diasah), Pinaesaan (tempat persatuan), Pakowa (Pohon Pakewa), Teling (Bulu/bambu untuk dibuat peralatan), Titiwungen (yang digali), Tuminting (dari kata Ting-Ting: Lonceng, kata sisipan -um- berarti menunjukkan kata kerja, jadi Tuminting: Membunyikan Lonceng), Pondol (Ujung), Wanea (dari kata Wanua: artinya negeri), dll.; sedangkan daerah Malalayang adalah suku Bantik, suku bangsa lainnya yang ada di Manado saat ini yaitu suku Sangir, suku Gorontalo, suku Mongondow, suku Arab, suku Babontehu, suku Talaud, suku Tionghoa, suku Siau dan kaum Borgo. Karena banyaknya komunitas peranakan arab, maka keberadaan Kampung Arab yang berada dalam radius dekat Pasar '45 masih bertahan sampai sekarang dan menjadi salah satu tujuan wisata agama. 

Masyarakat Manado juga disebut dengan istilah "warga Kawanua". Walaupun secara khusus Kawanua diartikan kepada suku Minahasa, tetapi secara umum penduduk Manado dapat disebut juga sebagai warga Kawanua. Dalam bahasa daerah Minahasa, "Kawanua" sering diartikan sebagai penduduk negeri atau "wanua-wanua" yang bersatu atau "Mina-Esa" (Orang Minahasa). Kata "Kawanua" diyakini berasal dari kata "Wanua". Kata "Wanua" dalam bahasa Melayu Tua (Proto Melayu), diartikan sebagai wilayah pemukiman. Sementara dalam bahasa Minahasa, kata "Wanua" diartikan sebagai negeri atau desa.

Rumah Sakit Gunung Wenang (1930)

Beberapa sumber pada artikel ini : 
- Wikipedia
- aderesilukow.blogspot.com/2012/05/dokumentasi-manado-jaman-dulu.html 

Welcome To Manado

Selamat datang di Manado


Saya akan mengajak anda untuk berkeliling melihat dan merasakan indahnya berpetualang mengelilingi Manado dan sekitarnya. Melihat berbagai objek Wisata yang ada di Manado dan sekitarnya, termasuk objek yang sudah mendunia salah satunya keindahan Taman laut Bunaken yang ketenarannya sudah mendunia. 

Berbicara mengenai tempat wisata di Manado, pasti anda langsung membayangkan keindahan Taman Laut Bunaken yang merupakan salah satu taman laut terindah dunia. Namun, tahukan anda bahwa ternyata banyak tempat wisata di Manado dan sekitarnya yang keindahannya tak kalah dengan Taman Laut Bunaken. 

Kita mulai dari Pantai Malalayang yang terkenal karena pernah memecahakan dua Rekor Dunia, menjadi salah satu tempat penyelaman dalam rangka upacara pengibaran bendera Merah Putih dari dasar laut dengan jumlah tidak kurang dari dua ribu orang. 

Mungkin banyak dari anda yang belum mengenal salah satu tempat wisata ini di Manado yang sayang kalau tiak didatangi, apalagi jika anda yang gemar dengan fotografi, Gunung Tumpa terletak di Kelurahan Meras Kecamatan Bunaken dan bisa ditempuh dalam 50 menit dari pusat kota Manado dengan angkutan darat. Dari tempat ini anda bisa menyaksikan pepohonan yang menghijau dan perkebunan kelapa rakyat.

Begitu banyak lokasi wisata yang dapat anda termukan di Manado, mulai dari City Tour (Pantai Malalayang, Museum Negeri, Gereja Centrum, Museum Perjuangan TNI AD, Museum Purbakala, Teater Terbuka TKB, Taman  Budaya Sulut, Monumen Perang Dunia II, Tugu Dotulolong Lasut, Klenteng Ban Hing Kiong, Gua Jepang, Batu Bersejarah, Monumen Yesus Memberkati, Area Kuliner Wakeke, The Souvenir, dan masih banyk lagi. 

Sementara itu untuk lokasi wisata yang menjadi daya tarik utama di Manado diantanya Taman Laut Bunaken, Pulau Siladen, Pulau Manado Tua, Pantai Surabaya, Taman Nasional Tangkoko, serta banyak lagi lainnya.

Dan masih banyak lagi tempat wisata sekitar Manado yang akan kami bahas disini. Mulailah menjelajahi setiap bagian dari WebBlog ini. Semoga Webblog ini dapat bermanfaat bagi anda dalam memberikan wawasan dan pengetahuan Wisata Manado dan Sekitarnya.